Menu

Let's Make Story قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ Ikatlah ilmu itu dengan tulisan!

Saturday, October 1, 2016

First Meet and Break

 
Hari yang Nampak cerah, tiba tiba hujan turun perlahan. Akupun berlari untuk berteduh. Tak kusangka disana ada sosok lelaki yang aku kenal. Dia adalah teman sekelasku, aku sangat menyukainya.
Namun hari itu seperti takdir yang mempertemukan kita. Temanku pernah berkata bahwa hujan dapat mempertemukanmu dengan seseorang yang akan menjadi takdirmu. Temanku juga pernah berkata bahwa ketika hujan turun diatas langit sana ada peri hujan yang menari dengan indahnya dan menjatuhkan air yang menjadi kehidupan bagi manusia, begitupula dengan takdir.
Akh.. Masak iya aku percaya dengan khayalan yang seperti itu. Konyol pikirku.
Hening… Tak ada yang melakukan percakapan sama sekali. Canggung rasanya, hingga perlahan hujan pun mulai reda. Aku pun mulai melangkahkan kakiku untuk kembali kerumah.
Entah mengapa setelah kejadian itu, aku sering terngiang wajahnya dalam kepalaku. Akkhhh…. Mungkin aku sudah sedikit gila pikirku.


Setiap hujan aku selalu teringat tentang nya. Namanya Boby. Di kelas pun dia sangat pendiam, jarang sekali teman yang dekat dengannya. Dia hanya bersembunyi dari senyumnya yang polos itu.
Punggung itu suara itu dan tatapan itu tak pernah aku lupakan. Apakah ini takdir yang diberikan oleh peri hujan?
Oh.. kupikir tidak ini hanyalah khayalanku yang mungkin terbawa oleh cerita dari temanku tentang peri hujan.
Namaku Nidya, aku siswa kelas tiga SMP sekarang. Aku mengenal Boby ketika aku kelas 3-2 ini. Sebelumnya aku belum pernah bertemu dengannya. Namun entah mengapa pertemuan kita saat berteduh dari tetesan hujan aku semakin perduli akan keberadaannya.
Sesekali aku menatapnya dikala pelajaran dikelas. Duh mungkin aku terlalu terbawa suasana :v
Yaps… Aku tak pernah bertegur sapa dengannya sampai 1 semester ini dan tak ku sangka dia merupakan salah satu siswa yang cerdas karena dismester ini namanya tercantum di daftar 10 besar paralalel di sekolahku.
Wah tak ku sangka, semakin dalam aku mengaguminya.
Akhh… Apakah aku harus memendam perasaan ini hingga aku lulus? Apakah nanti ketika lulus kita bisa bertemu lagi ? apakah Boby juga menyukaiku? Apa benar Boby adalah takdirku yang diberikan oleh peri Hujan?
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa , apasih kenapa aku memikirkan hal seperti itu? Mungkin aku benar benar sudah gila !“
Huft… liburanku kali ini tak seperti biasanya, biasanya aku pergi kerumah nenek ku, namun kali ini aku hanya dirumah membantu Ibuku jualan kue. Sesekali aku pergi kepasar untuk berbelanja bahan kebutuhan membuat kue, sekaligus refreshing heheh . Suatu ketika, ketika aku pulang belanja hujan pun turun, aku pun berlari ke halte sekalian menunggu bus yang akan ku tumpangi dan tak kusangka lagi lagi akupun bertemu dengan boby. Kala itu hujan semakin deras kita berduapun menunggu di halte diiringi suara hujan yang merdu. Aku pun mulai menengok ke atas langit sambil berharap hujan akan reda. Apakah peri hujan benar benar menari di atas sana. Apakah benar Boby adalah takdirku yang di berikan oleh peri hujan? Lagi lagi aku mempertanyakan hal itu. Sekarang mungkin aku semakin gila !
Tiba tiba suara nan merdu dan indah masuk dalam telingaku  “Bus nya lama ya?” . “Ehm” jawabku dengan suasana hatiku tak karuan dan tersipu.
“Kamu habis dari mana, Nidya?” celetuknya.
“Aku habis belanja kebutuhan untuk buat kue” jawabku.
“Ibumu jualan kue ya, Nid? Wah kebetulan sekali, aku sedang berencana mebeli kue, Ibumu terima pesanan kue ulang tahun gitu nggak, Nid?” tanyanya.
Aku pun mulai biasa, aku takut dia menyadari bahwa aku menyukainya “ Iya bob, mau pesan ? Boleh kok, Emh BTW siapa yang ulang tahun?” Tanya ku.
“Emhh wah boleh deh, ada deh nai, Nanti aku kirim ke emailmu ya tulisan yang aku mau di kue itu, Black Forest cake ya Nid?”
“Oke dah.” Wah akupun sedikit senang barang kali nanti aku bisa bertanya tanya ke Boby karena aku bisa PDKT lewat email hihi.
Hujanpun sedikit reda bus yang aku tumpangipun sudah datang. “Duluan ya Bob” aku pun masuk kedalam bus, Boby masih duduk disana sambil melambaikan tangannya.
Ah aku pun mersa bahagia hari ini, aku pulang dengan ceria sambil bercerita dengan ibuku bahwa temanku akan memesan kue.
Bintang pun mulai bermunculan menghiasi langit malam yang tadinya hujan lebat mengguyur bumi. Apakah diatas sana juga ada peri bintang? Yang bisa mengabulkan permintaan kita ketika bintang itu jatuh?
Akh kenapa aku berpikir seperti itu? Mungkin ini gara gara cerita peri hujan. Hah bisa bisa aku mempercayainya. Hem tapi hari ini aku bertemu Boby lagi, Cuma berdua, dan lagi lagi ketika hujan turun.
Neng Nong … !!!
Tiba tiba ponselku berbunya. “Malem Nid” bunyi pesannya.
Dan ternyata itu dari Boby. Ahhhhh aku pun senang sekali “Malem juga Bob.” Balasku.
Boby : “Nid aku pesan kue nya besuk ya tanggal 25 Mei”
Aku : “Oke Bob, Black Forest kan?”
Boby : “Iya Nid, Untuk Tulisannya tolong buatin seperti ini ya nid. “HBD Resti <3 “ kasih bentuk hati ya Nid hehehe“
Aku : “OK, Mau diambil jam berapa?”
Boby : “ Jam 5 Sore, Aku kerumah mu”
Seketika nafaskupun agak berat, aku mulai berfikir bahwa Resti ini adalah pacarnya namun aku tak berani untuk menanyakannya. Oke tenang slow down jangan panik mungkin ini adiknya Boby. Mungkin aku tanya pas ambil kue aja kali ya. Akh malam tu juga aku merasakan patah hati. :’(
Keesokan harinya akupun melakukan aktivitasku seperti biasa, dan hari ini aku membantu ibuku untuk membuat kue pesanan Boby, persis seperti seperti yang diInginkannya.
“HBD Resti <3” akh siapa sih ini, ingin sekali aku menghancurkan kuenya tapi kue buatan ibuku sangat enak nggak jadi aja deh. “Siapa sih Resti?” pertanyaan ini yang selalu ada di kepalaku.
Tok tok Bobypun sudah datang. “Hai Bob, Masuk”
Boby pun masuk dan duduk di ruang tamu, “Ini kue pesenan mu? “
“Wah cantik sekali, tulisannya juga rapi, hem enak deh kayaknya.” Makasih Nid.
“Ok, sama-sama. Emh Bob, btw Resti siapa sih. Cewek loe ya?” celetukku.
Bobby enggan menjawab ia hanya tersenyum.
Akh senyumannya membuatku meleleh. Manisnyaaa.
“Ok Nid, Thanks ya gue pamit dulu,“ Bobypun pergi dari hadapnku. Perlahan punggung itu hilang dihadapanku.
Aku pun kembali bertanya siapa sih sebenarnya Resti itu? Kenapa dia Cuma tersenyum? T_T

Liburanku telah usai. Namun aku masih memikirkan siapa sih Resti ini. Ah mana mungkin Boby itu takdirku. Akupun mulai mengalah, ah rasa ini tak akan pernah sampai. Bertepuk sebelah tangan itu menyakitkan ya. Gumamku dalam hati.
Hari itu Boby, seperti biasanya pendiam, berbeda dengan Boby yang aku temui ketika liburan kemarin. Aku pun tak perduli saja karena aku masih sedikit kecewa. “Akh melelahkan sekali, akhirnya pelajaran hari ini telah usai.” Gumamku.
Hem aku pun berjalan menuju halte, Tiba tiba air menetes dengan derasnya akupun berlari kehalte, dan lagi lagi aku bertemu dengan Boby, dan hanya berdua saja. Oh peri hujan kenapa? Apa benar Boby adalah takdirku, aku mulai memikirkan peri hujan lagi.
Namun tak berapa lama ada seorang perempuan dia manis sekali membawa payung dan berjalan kearah ku. Rambutnya yang panjang sebahu, seragam sekolah yang indah dan matanya yang begitu berbinar membuatnya semakin cantik dipandang. Aku sedikit iri melihatnya. Siapa dia? Tanyaku dalam hati kok kayaknya menuju arah sini. Hem.
“Ayo Sayang, kita pulang, mobilku ada di sebrang jalan. Hari ini kita jadi nonton kan?” celetuk cewek tersebut.
Aku pun seketika syok mendengar perkataan itu, dan otomatis dia berbicara dengan Boby, karena hanya ada kita berdua disana.
“Iya sayang maaf ya, aku membuatmu menjemputku hari ini.” Jawab Boby.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa………..” rasanya ingin teriak sekencang kencangnya. Akupun semakin patah hati ingin rasanya menangis tapi aku malu. Karena Boby tak pernak menyadari kalu aku menyukainya. Dan akupun juga belum pernah memperlihatkan kalau aku suka padanya. Perasaan apa ini?
Seketika Boby pun pergi dengan cewek tersebut. Mungkin dia yang namanya Resti. Ah dari fisik aja aku kalah saing mana mungkin Boby mau dengan cewek sepertiku, sudah nggak cantik nggak pinter juga. Ah aku pun semakin sedih. Dan perlahan aku menyadari mungkin aku terlalu hanyut dengan cerita peri hujan yang membawa takdir. Ah persetan dengan itu semua. Mana mungkin cerita konyol itu bisa jadi kenyataan, aku terlalu terbawa suasana, pikirku. Aku benar benar gila sekarang. Aaaaaaaaaakhhhhhhhhhhhhhhhhh smapai rumahpun aku agak sebel dan kesal dengan apa yang terjadi hari ini. Mungkin aku memang tak bisa menggapaimu, Bob. Namun aku ingin engkau tau bahwa aku suka denganmu. Ketiaka malam tiba dan aku mulai beranjak untuk tidur akupun mulai menyadari bahwa pertemuan kita bukan karena peri hujan dan belum berarti kamu itu takdirku Bob. Hujan pun juga bisa menghancurkan perasaan suka yang pernah aku punya untuk mu. Aku terlalu terbawa suasana akan cerita peri hujan. Good nigt, Good Bye, All the memoriest with you  -_-

No comments:

Post a Comment